Kamis, 22 Oktober 2009

pesawat berlapis emas

0 komentar
Sultan Brunei Hassanal Bolkiah memang terkenal sangat kaya raya, sampai-sampai hampir semua barang koleksi miliknya berlapis emas , mobil, meja dan kursi makan, senjata, closet, bathup, tangkai bunga … semua dari emas dan bila belum pernah Koleksi Serba Emas Sultan Brunei.

Selain koleksi serba emas Sultan Brunei tersebut, ternyata interior pesawat pribadi milik Sultan Brunei Hassanal Bolkiah sebagian besar juga berlapis emas…

Mau liat foto-fotonya ? Yang belum pernah melihat silahkan lanjut liat foto-foto dibawah , lihat saja bagaimana mewahnya interior pesawat pribadi milik Sultan Brunei Hassanal Bolkiah…






















Tambahan Koleksi Serba Emas Dari Sultan Brunei

Emas memang melambangkan kemewahan dan banyak digunakan untuk menunjukkan status sosial seorang dalam masyarakat.

Perhiasan dari emas mungkin banyak yang memiliki, tapi bagaiman kalau barang-barang milik anda semuanya terbuat dari emas ? Mobil dari emas, closet emas, tangkai bunga emas, senjata api emas, tempat tidur emas , meja dan kursi makan emas , bathup dari emas dan lain-lain… mmmhm siapa yang tidak suka ya ? weleh…weleh…

Mau liat foto-fotonya ? nih ada beberapa foto koleksi serba emas dari Sultan Brunei yang termasuk sebagai salah satu orang terkaya didunia…keren-keren lho … ?



















Bandar Udara Kemayoran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Bandar udara Kemayoran merupakan bandar udara pertama di Indonesia yang dibuka untuk penerbangan internasional. Bandara ini dibangun pada tahun 1934 dan secara resmi dibuka pada tangga 8 Juli 1940, meski mulai tanggal 6 Juli 1940 tercatat bandara ini sudah mulai beroperasi dimulai dengan pesawat pertama yang mendarat jenis DC-3 Dakota milik perusahaan penerbangan Hindia Belanda, KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij). Tercatat pesawat ini beroperasi di Kemayoran sampai akhir beroperasi. Bandara Kemayoran dengan kode KMO ini berhenti beroperasi pada 31 Maret 1985 dan resmi berhenti beroperasi pada tanggal 1 Oktober 1985. Sedangkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dibuka secara resmi pada tanggal 1 April 1985 untuk menggantikan Kemayoran dan Bandara Halim Perdanakusuma yang kemudian digunakan sebagai pangkalan militer dan VVIP serta bandara sipil terbatas.

Bandara ini memiliki dua Landasan pacu yang bersilangan, yakni landasan pacu utara-selatan (17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter dan landasan pacu barat-timur (08-26) dengan ukuran 1.850 x 30 meter.

Daftar isi

[tampilkan]

[sunting] Pengelolaan

Pengelola Bandara Internasional Kemayoran oleh pemerintah Hindia Belanda dipercayakan kepada KNILM sampai masa pendudukan Jepang, Maret 1942. Sampai tahun 1945 (selama Perang Dunia II) diambil alih pemerintah Jepang. Kemudian bandara ini dikelola atau dioperasikan oleh pendudukan sekutu/pemerintah NICA-Belanda selama perang kemerdekaan Indonesia, karena pada saat itu pemerintah Indonesia berkedudukan di Yogyakarta.

Pada tahun 1950-an, setelah selesai perang kemerdekaan, pengelolaan penerbangan sipil dan pelabuhan udara langsung dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Kemudian pada tahun 1958 dikelola oleh Djawatan Penerbangan Sipil.

Antara tahun 1962-1964, pengelolaan Bandara Kemayoran diserahkan kepada BUMN yang diberi nama Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran. Untuk ini, pemerintah menanam modal awal sebesar Rp 15 Juta Rupiah pada masa itu. Selanjutnya pemerintah menambah modal dengan mengalihkan bangunan terminal, bangunan penunjang lain, runway, taxiway, apron, hanggar dan peralatan operasional. Sampai akhir beroperasi pada tahun 1985, pengelolaan dilakukan oleh Perum Angkasa Pura I setelah berganti nama sesuai perkembangan.

Sebagai bandara, Kemayoran banyak disinggahi pesawat dalam penerbangan domestik dan internasional. Karena semakin padat, pemerintah memindahkan jalur internasional ke Bandara Halim Perdanakusuma yang resmi dibuka pada 10 Januari 1974. Kesibukan bandara itu, pada saat itu hanya ditandingi oleh Bandara Sepinggan di Balikpapan, yang saat itu ramai dalam kegiatan pertambangan, perminyakan dan perkayuan.

[sunting] Penyelenggaraan pameran udara

Di Bandara Kemayoran, tercatat dilaksanakannya pameran udara (Air Show). Pameran kedirgantaraan pertama dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 1940, tepat pada hari ulangtahun Raja Belanda. Kemudian pada bulan Juni 1986, setelah bandara tidak dioperasikan, diselenggarakan Indonesian Air Show (Pameran kedirgantaraan Indonesia) yang pertama. Sedangkan pameran kedirgantaraan Indonesia yang kedua pada bulan Juni 1996, diselenggarakan di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng.

[sunting] Perjalanan dan perkembangannya

Bandara Kemayoran mengalami masa fase-fase bersejarah Indonesia dari masa pemerintahan Hindia Belanda, pendudukan Jepang hingga kemerdekaan Indonesia (Orde Lama, dan Orde Baru), terutama sekali di dunia penerbangan. Dari pesawat-pesawat sipil hingga pesawat militer mulai awal perkembangannya dengan bermesin piston, propeler hingga turbojet mendarat disini. Misalkan tercatat pesawat jenis Fokker dari mulai Fokker F-VIIb-3 dengan mesin torak, Fokker Friendship dengan mesin turbo hingga Fokker F-28 yang bermesin jet mendarat disini. Kemudian pesawat jenis DC-3 Dakota yang tercatat mendarat dan terbang dari sejak awal dan akhir dioperasikannya bandara ini. Serta hadirnya pesawat berbadan lebar generasi awal seperti Boeing 747 seri 200, DC-10 dan Airbus A-300.

Selain itu, beberapa peristiwa kelam juga mewarnai pengoperasian bandara ini. Antara lain pesawat Beechcraft yang kecelakaan ketika mendarat, kemudian Convair-340 yang mendarat tanpa roda, pesawat DC-3 Dakota yang terbakar dan pesawat DC-9 yang mengalami patah badan ketika mendarat di landasan. Kemudian pesawat Fokker F-27 yang ketika tinggal landas menukik dan membelok kebawah hingga hancur terbakar dalam penerbangan latihan. Tercatat pula pesawat yang tidak pernah kembali setelah lepas landas dari bandara Kemayoran.

Bandara Kemayoran juga dikenal dan menyebut-nyebut Bandara Kemayoran dalam salah satu episode cerita dalam komik Tintin yakni Penerbangan 714, dengan menampilkan menara pemandu lalu lintas (tower) Kemayoran. Gambar yang ditampilkan sesuai dengan kondisi sebenarnya.

[sunting] Perkembangan setelah bandara tidak dioperasikan

Setelah dihentikan kegiatan operasionalnya, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No 31 tahun 1985, untuk menghindarkan perebutan kewenangan antar instansi terhadap areal bekas bandara itu, berdasarkan peraturan itu, kekayaan negara yang merupakan sebagian modal Perum Angkasa Pura I ditarik kembali sebagai kekayaan negara.

Untuk pemanfaatan lebih lanjut, maka dibentuklah Badan Pengelola Komplek Kemayoran (BPKK) berdasarkan Keputusan Presiden RI no. 53 Tahun 1985 jo Keppres No. 73 tahun 1999. Sebagai pelaksana, diunjuklah DP3KK yang melaksanakan pembangunan dengan memanfaatkan pihak swasta di Indonesia. Pembangunan dimulai pada 1990-an dengan rumah susun sederhana ditahun 1992 di bekas Apron bandara dengan nama jalan-jalan yang mengambil nama pesawat seperti Jl. Dakota. Kemudian pembangunan kondominium dan proyek kotabaru Kemayoran yang sempat menuai masalah. Juga sempat diselenggarakan proyek Menara Jakarta (Jakarta Tower) dengan ketinggian 558 meter di depan gedung perkantoran PT Jakarta International Trade Fair Corporation. Namun rencana ini kandas karena badai Krisis Asia pada tahun 1997. Bahkan ironisnya, pada saat krisis ekonomi tersebut, menara ini dijuluki masyarakat sebagai Menara Kesenjangan.

Selain itu, di bekas Bandara Kemayoran juga diselenggarakan Jakarta Fairground Kemayoran (JFK) yang dulu dikenal sebagai Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang sebelumnya diselenggarakan di taman Monumen Nasional (Monas) Jakarta yang diselenggarakan setiap hari ulang tahun DKI Jakarta setiap 22 Juni.

Rencana lain, kawasan ini adalah dijadikan sebagai kawasan hutan wisata yang selanjutnya akan dijadikan sebagai suaka margasatwa atau bird sanctuary bagi burung-burung dikawasan ini, namun karena banyaknya proyek konstruksi, maka kawasan bird sanctuary ditempatkan di Pulau Rambut, salah satu dari gugusan Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta. Suaka Margasatwa ini juga akan memelihara menara pemandangan serta bekas tower bandara yang akan dipertahankan sebagai kawasan situs bersejarah bahwa dahulunya tempat ini adalah Bandara Internasional.

Sementara dua landasan pacu tetap dipertahankan sebagai jalan utama dengan median (pembatas jalan) yang tidak permanen untuk sewaktu waktu digunakan sebagai landasan pacu guna kepentingan militer karena struktur landasannya yang menggunakan konstruksi standar landas pacu bandara internasional yang kuat. Pada bekas landas pacu utara-selatan diberi nama Jalan Benyamin Sueb, nama seorang tokoh dan artis serbabisa kelahiran Jakarta yang merupakan warga asli Kemayoran, oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Sejarah Nama-Nama Tempat di Jakarta


Ancol
Kawasan ancol terletak disebelah timur Kota Tua Jakarta, sampai batas kompleks Pelabuhan Samudera Tanjungpriuk. Dewasa ini kawasan tersebut dijakdikan sebuah Kelurahan dengan nama yang sama, termasuk wilayah kecamatan Pademangan, Kotamadya Jakarta Utara.

Ancol mengandung arti “tanah mendidih berpaya – paya” Dahulu, bila laut sedang pasang air payau kali Ancol berbalik kedarat menggenangi tanah sekitarnya sehingga terasa asin. Wajarlah bila orang – orang Belanda zaman VOC menyebut kawasan tersebut sebagai Zoutelande. “tanah asin” sebutan yang juga diberikan untuk kubu pertahanan yang dibangun di situ pada tahun 1656(De Haan 1935:103 – 104).

Untuk menghubungkan Kota Batavia yang pada zaman itu berbenteng dengan kubu tersebut, sebelumnya telah dibuat terusan, yaitu Terusan Ancol, yang sampai sekarang masih dapat dilayari perahu. Kemudian dibangun pula jalan yang sejajar dengan terusan.

Pembuatan terusan, jalan dan kubu pertahanan di situ, karena dianggap srtategis dalam dalam rangka pertahanan kota Batavia. Sifat strategis kawasan Ancol rupanya sudah dirasakan pada masa agama Islam mulai tersebar didaerah pesisir Kerajaan Sunda. Dalam Koropak 406, Carita Parahiyangan, Ancol disebut – sebut sebagai salah satu medan perang disamping Kalapa Tanjung Wahanten (Banten) dan tempat – tempat lainnya pada masa pemerintahan Surawisesa (1521 – 1535).



Angke
Merupakan sebutan sebuah kampung yang terkenal dengan mesjid tua yang bernama Mesjid Al – Anwar, yang dibangun sekitar tahun 1714. Sekarang kampung Angke, Kecamatan Tambora Jakarta Barat.

Asal – usul kata angke berasal dari bahasa Cina dengan dua suku kata, yaitu ang yang artinya darah dan Ke yang artinya bangkai. Kampung ini dinamakan Angke karena adanya peristiwa sejarah yang sangat berhubungan dengan sejarah kota Batavia. Pada tahun 1740 ketika terjadi pemberontakan orang – orang Cina di Batavia, ribuan orang Cina dibantai oleh Belanda.

Mayat orang – orang Cina yang bergelimpangan dibawa dan dihanyutkan ke kali yang ada didekat peristiwa tersebut, sehingga kampung dan kali yang penuh dengan mayat itu diganti penduduk dengan nama Kali Angke dan kampung Angke. Sebelum peristiwa itu terjadi, kampung itu namanya adalah kampung Bebek, hal ini karena orang Cina yang tinggal dikampung itu banyak yang berternak bebek.

Lokasi kampung bebek sangat strategis untuk memelihara bebek karena dekat dengan sungai.


Hek
Tempat yang terletak antara Kantor Kecamatan Kramatjati dan kantor Polisi Resor Kramatjati, sekitar persimpangan dari jalan Raya Bogor ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) terus ke Pondokgede, dikenal dengan nama Hek.

Rupanya, nama tersebut berasal dari bahasa Belanda. Menurut Kamus Umum Bahasa Belanda – Indonesia (Wojowasito 1978:269), kata hek berarti pagar. Tetapi menurut Verklarend Handwoordenboek der Nederlandse Taal (Koenen- Endpols, 1946:388), kata hek dapat juga berarti pintu pagar (“..raam-of traliewerk…”). Dari seorang penduduk setempat yang sudah berumur lanjut, diperoleh keterangan, bahwa di tempat itu dahulu memang ada pintu pagar, terbuat dari kayu bulat, ujung – ujungnya diruncingkan, berengsel besi besar – besar, bercat hitam. Pintu itu digunakan sebagai jalan keluar – masuk kompleks peternakan sapi, yang sekelilingnya berpagar kayu bulat. Kompleks peternakan sapi itu dewasa ini menjadi kompleks Pemadam Kebakaran dan Kompleks polisi Resort Keramatjati. Sampai tahun tujuh puluhan kompleks tersebut masih biasa disebut budreh, ucapan penduduk umum untuk kata boerderij, yang berarti kompleks pertanian dan atau peternakan.

Kompleks peternakan tersebut merupakan salah satu bagian dari Tanah Partikelir Tanjoeng Oost, yang pada masa sebelum Perang Dunia Kedua terkenal akan hasil peternakannya, terutama susu segar untuk konsumsi orang – orang Belanda di Batavia. (Sumber: De Haan 1935: Van Diesen 1989).

Batu Ampar
Batu Ampar yang merupakan bagian dari kawasan Condet, bahkan biasa disebut Condet Batuampar, dewasa ini menjadi sebuah kelurahan, Kelurahan Batuampar, Kecamatan Keramatjati, Kotamadya Jakarta Timur. Wilayah kelurahan Batuampar di sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kelurahan Balekambang, (lengkapnya Condet Balekambang), yang dalam sejarahnya berkaitan satu sama lain.

Ada legenda yang melekat pada nama tempat tersebut sebagaimana diceritakan oleh orang – orang tua di Condet kepada Ran Ramelan, penulis buku kecil berjudul Condet, sebagai berikut.

Pada jaman dulu ada sepasang suami istri, namanya Pangeran Geger dan Nyai Polong, memeliki beberapa orang anak. Salah seorang anaknya, perempuan, diberi nama Siti Maemunah, terkenal sangat cantik. Waktu Maemunah sudah dewasa dilamar oleh Pangeran Tenggara atau Tonggara asal Makasar yang tinggal di sebelah timur Condet, untuk salah seorang anaknya, bernama Pangeran Astawana.

Supaya dibangunkan sebuah rumah dan sebuah tempat bersenang – senang di atas empang, dekat kali Ciliwung, yang harus selesai dalam waktu satu malam. Permintaan itu disanggupi dan terbukti, menurut sahibulhikayat, esok harinya sudah tersedia rumah dan sebuah bale di sebuah empang di pinggir kali Cliwung, sekaligus dihubungkan dengan jalan yang diampari dengan batu, mulai dari tempat kediaman keluarga Pangeran Tenggara .

Demikianlah, menurut cerita, tempat yang dilalui jalan yang diampari batu itu selanjutnya disebut Batuampar, dan bale (Balai) peristirahatan yang seolah – olah mengambang di atas air kolam dijadikan nama tempat . Balekambang.

Pada awal abad keduapuluh di Batuampar terdapat perguruan silat yang dipimpin antara lain oleh Maliki dan Modin (Pusponegoro, 1984, IV:295). Pada tahun 1986, seorang guru silat di Batuampar, Saaman, terpilih sebagai salah seorang tenaga pengajar ilmu bela diri itu di Negeri Belanda, selama dua tahun. Tidak mustahil, kemahiran Saaman sebagai pesilat, sehingga terpilih menjadi pengajar di mancanegara itu, adalah kemahiran turun – temurun.



Bidaracina
Bidaracina dewasa ini menjadi nama sebuah kelurahan, kelurahan Bidaracina, Kecamatan Jatinegara, Kotamadya Jakarta Timur.

Menurut beberapa informasi, kawasan tersebut dikenal dengan nama Bidaracina, karena pada waktu terjadi pemberontakan orang – orang Cina di Batavia dan sekitarnya terhadap Kompeni pada tahun 1740, ribuan dari mereka terbunuh mati, bermandi darah. Di antaranya di tempat yang kemudian disebut Bidaracina itu.

Informasi tersebut tidak mustahil mengandung kebenaran walaupun mengundang beberapa pertanyaan, kenapa hanya dikawasan itu yang disebut Bidaracina, karena banyak orang Cina mati bermandikan darah?. Padahal peristiwa pembunuhan itu konon terjadi di pelosok Kota Batavia dan sekitarnya. Kenapa tidak di sebut Cina berdarah, sesuai dengan kaidah bahasa Melayu, yang kemudian berubah menjadi cinabedara, selanjutnya menjadi cinabidara?

Perkiraan lainnya, asal nama kawasan tersebut dari bidara yang ditanam oleh orang Cina di situ. Bidara, atau bahasa ilmiahnya Zizyphus jujube Lam, famili Rhanneae, adalah pohon yang kayunya cukup baik untuk bahan bangunan,. Akar dan kulitnya yang rasanya pahit, mengandung obat penyembuh beberapa macam penyakit, termasuk sesak nafas. Di ketiak dahannya biasa timbul gumpalan getah. Buahnya dapat dimakan (Fillet 1888:52)

Ada kaitannya dengan perkiraan tersebut, yaitu keterangan tentang adanya seorang Cina yang mengikat kontrak yang aktanya dibuat oleh Notaris Reguleth tertanggal 9 Oktober 1684, untuk menanami kawasan sekitar benteng Noordwijk dengan pohon buah – buahan, termasuk pohon Bidara (De Haan 1911, (11):613). Walaupun di luar kontrak tersebut, mungkin saja seorang Cina menanam bidara di tempat yang kini dikenal dengan sebutan Bidaracina itu.

Cililitan
Kawasan Cililitan dahulu terbentang dari sungai Ci Liwung di sebelah barat, sampai sungai Ci Pinang di sebelah timur. Sebelah selatan berbatasan dengan kawasan Kampung Makasar dan Condet. Di sebelah utara berbatasan dengan kawasan Cawang . Bagian sebelah barat Jalan Dewi Sartika sekarang sebatas simpangan Jalan Kalibata, biasa disebut Cililitan Kecil, sedangkan yang terletak disebelah timur Jalan Raya Bogor, dikenal dengan nama Cililitan Besar. Dewasa ini nama Cililitan dijadikan nama kelurahan, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramatjati, Kotamadya Jakarta Timur.

Nama Cililitan diambil dari nama salah satu anak sungai Ci Cipinang. Dewasa ini anak sungai tersebut sudah tidak ada lagi bekas – bekasnya. Kata ci, adalah bahasa Sunda, mengandung arti “air sungai” Lilitan lengkapnya lilitan – kutu, adalah nama semacam perdu yang bahasa ilmiahnya Pipturus velutinus Wedd., termasuk famili Urticeae (Fillet 1888:201).

Pada pertengahan abad ke- 17 kawasan Cililitan merupakan bagian dari tanah partikelir Tandjoeng Oost, ketika masih dimiliki oleh Pieter van der Velde (De Haan 1910:50). Kemudian beberapa kali berpindah pindah tangan. Sampai diganti namanya menjadi lapangan Udara Halim Perdanakusumah. Lapangan udara tersebut biasa disebut Lapangan Udara (vliegeld, kata orang Belanda) Cililitan.



Cilincing
Kawasan Cilincing terletak di sebelah timur Pelabuhan Samudera Tanjungpriuk, dewasa ini menjadi sebuah kecamatan, Kecamatan Cilincing, termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Utara.

Nama Cilincing diambil dari nama anak sungai yang mengalir dari selatan keutara, membelah kawasan tersebut. Cilincing mungkin lengkapnya berasal dari Ci Calincing. Kata Ci, adalah bahasa sunda , yang artinya sungai, seperti Ci Tarum, Ci Liwung, dan Ci Manuk.Cilincing adalah nama jenis pohon, sama dengan belimbing wuluh, averhrhoa Carambola L. Termasuk famili Oxalideae (Fillet 1883 :292).

Walaupun letaknya cukup jauh untuk ukuran tiga abad yang lalu, ternyata disana terdapat dua villa, tempat peristirahatan .Yang pertama adalah landhuis Cilincing yang dibangun oleh Justinus Vinck pada tahun 1740 dan sampai sekarang masih dapat dilihat, walaupun keadaannya tidak begitu menggembirakan. Dewasa ini bangunan tersebut dihuni beberapa pensiunan anggota kepolisian, dan dikenal dengan sebutan Rumah Veteran. Yang kedua adalah landhuis Vredestein yang dibangun oleh mantan Gubernur Pantai Utara Jawa, Nicolaas Hartingh, pada tahun 1750. Landhuis yang kedua itu sekarang sudah tidak ada bekas – bekasnya.

Dalam sejarah Jakarta, Cilincing memegang peranan cukup penting, karena disanalah pada tanggal 4 Agustus 1811 pasukan balatentara Inggris yang jumlahnya hamper 12.000 orang, mendarat tanpa mendapat perlawanan dari pihak Belanda, yang pada masa itu berada di bawah kekuasaan Perancis (J.R. van Diesen 1889:303).



Condet
Kawasan Condet meliputi tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Batuampar, Kampung Tengah (dahulu disebut Kampung Gedong), dan Balekambang termasuk wilayah Kecamatan Kramatjati, Kotamadya Jakarta Timur.

Nama Condet berasal dari nama sebuah anak sungai Ci Liwung, yaitu Ci Ondet. Ondet, atau ondeh, atau ondeh – ondeh, adalah nama pohon yang nama ilmiahnya Antidesma diandrum Sprg.,termasuk famili Antidesmaeae (Fillet, 1888:128), semacam pohon buni, yang buahnya biasa dimakan.
Data tertulis pertama yang menyinggung – nyinggung Condet adalah catatan perjalanan Abraham van Riebeeck, waktu masih menjadi Direktur Jenderal VOC di Batavia ( sebelum menjadi Gubernur Jendral ). Dalam catatan tersebut, pada tanggal 24 September 1709 Van Riebeck beserta rombongannya berjalan melalui anak sungai Ci Ondet “Over mijin lant Paroeng Combale, Ratudjaja, Depok, Sringsing naar het hooft van de spruijt Tsji Ondet”,..(De Haan 1911: 320).

Keterangan kedua terdapat dalam surat wasiat Pangeran Purbaya (tentang tokoh ini dapat dilihat dalam tulisan ini pada entri: Kebantenan), yang dibuat sebelum berangkat ke pembuangan di Nagapatman, disahkan oleh Notaris Reguleth tertanggal 25 April 1716. Dalam surat wasiat itu antara lain tertulis, bahwa Pangeran Purbaya menghibahkan beberapa rumah dan sejumlah kerbau di Condet kepada anak – anak dan istrinya yang ditinggalkan (De Haan, 1920:250).

Keterangan ketiga adalah Resolusi pimpinan Kompeni di Batavia tertanggal 8 Juni 1753, yaitu keputusan tentang penjualan tanah di Condet seluas 816 morgen (52.530 ha), seharga 800 ringgit kepada frederik willem Freijer. Kemudian kawasan Condet menjadi bagian dari tanah partikelir Tandjoeng, Oost, atau Groeneveld (De Haan 1910:51).




Gambir
Sekarang kampung Gambir tinggal kenangan saja, yang tersisa adalah nama Kelurahan Gambir dan nama Stasiun Gambir yang masih tertinggal pada salah satu stasiun yang ada di wilayah Jakarta Pusat. Wilayah yang termasuk pada kawasan Gambir batas – batasnya adalah: diutara jalan Veteran, di Selatan jalan Kebon Sirih, di Barat jalan Mojopahit dan di Timur kali Ciliwung. Kata Gambir sudah dikenal sejak nama, sejak kawasan ini mulai mengacu pada sebutan masyarakat lokal yang melihat banyaknya pohon gambir yang tumbuh dikawasan ini.

Sebelum dikembangkan oleh Daendles sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di daerah baru yang disebutnya Weltevreden, sejarah kawasan ini telah dimulai sejak tahun 1658 masih berupa daerah rawa – rawa dan padang ilalang. Oleh pemiliknya yang bernama Anthony Paviljoen daerah ini telah mulai disewakan kepada masyarakat Cina untuk digarap sebagai lahan pertanian tebu, pertanian sayur – sayuran dan sawah. Setelah makin berkembang didaerah ini timbul pasar yang berlanjut terus sebagai pasar tempat memeperingati hari lahir ratu Belanda yang di adakan pasar malam setiap tahun. Pasar yang tumbuh dan berkembang terus itu disebut pasar Gambir.

Setelah Daendels berkuasa dan memindahkan pusat pemerintahan dari Kota ke Weltevreden yang dalam bahasa Belanda berarti tempat yang paling ideal sebagai lokasi pemukiman (tempat yang nyaman), maka Belanda mulai membangun berbagai macam sarana prasarana perkotaan di daerah baru ini. Salah satu sarana perkotaan yang terkenal pada waktu itu adalah lapangan koningsplein yang disebut juga oleh masyarakat lokal dengan nama lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta). Lapangan ini mengingatkan kita pada peristiwa rapat raksasa rakyat Jakarta yang terjadi dilapangan IKADA ini. Pada masa lalu, dilapangan ini terdapat perkumpulan olah raga dan yang paling terkenal adalah Bataviaasche Sport Club (BSC) dan Batavia Buitenzorg Wedloop Societet (BBWS). BSC adalah perkumpulan olahraga biasa dan BBWS adalah perkumpulan olah raga berkuda.

Setelah pembangunan Monumen Nasional (Monas) dimulai pada tahun 1962, Lapangan Gambir dan perumahan Departemen Pekerjaan Umum (DPU), serta perumahan Djawatan Kereta Api (DKA) ikut tergusur untuk ikut tergusur juga dan nama pasar tersebut diabadikan pada lokasi Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Kemayoran. Yang tersisa dari kata Gambir untuk masa sekarang adalah nama stasiun Gambir dan nama Kelurahan Gambir.



Glodok
Glogok dewasa ini dijadikan nama sebuah kelurahan di wilayah kecamatan Tamansari, Kotamadya Jakarta Barat.

Mengenai asal – usul nama kawasan itu terdapat beberapa pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari kata grojok, onomatopi suara kucuran air dari pancuran. Memang cukup masuk akal, karena di sana jaman dulu terdapat semacam waduk penampungan air dari kali Ciliwung, yang dikucurkan dengan pancuran terbuat dari kayu dari ketinggian kurang lebih 10 kaki. Kata grojok diucapkan oleh orang – orang. Tionghoa totok, penduduk mayoritas kawasan itu jaman dulu berubah menjadi Glodok sesuai dengan lidahnya.

Keterangan lainnya menyebutkan, bahwa kata glodok diambil dari sebutan terhadap jembatan yang melintas Kali Besar (Ciliwung) di kawasan itu, yaitu jembatan Glodok. Disebut demikian karena dahulu di ujungnya terdapat tangga – tangga menempel pada tepi kali, yang biasa digunakan untuk mandi dan mencuci oleh penduduk di sekitarnya. Dalam bahasa Sunda, tangga semacam itu disebut glodok, sama seperti sebutan bagi tangga rumah.

Mandi di kali pada jaman dulu, bukan hanya kebiasaan orang bumiputra saja melainkan menjadi kebiasaan umumnya penduduk, termasuk orang – orang Belanda yang berkedudukan tinggi sekalipun ( De Haan, 1935: 193 dan 294).

Gondangdia
Merupakan nama kampung yang sekarang berada ditengah pemukiman elit Menteng Jakarta Pusat. Nama Gondangdia cukup dikenal dikalangan masyarakat awam di Jakarta karena sering disebut dalam lagu Betawi, Cikini sigondang dia, saya disini karena dia. Batas – batas wilayah Gondangdia adalah:
- Sebelah Utara jalan K.H. Wahid Hasyim
- Sebelah Selatan Jalan Sutan Syahrir
- Sebelah Barat kali Cideng
- Sebelah Timur jalan Rel Kereta Api.

Asal usul nama kampung Gondangdia ternyata ada beberapa versi, diantaranya adalah:
1. Nama Gondangdia berasal dari nama pohon Gondang (sejenis pohon beringin) yang tumbuh pada tanah basah atau berair. Kemungkinan pada masa lalu ada pohon Gondang yang tumbuh di daerah ini.

2. Nama Gondangdia berasal dari nama binatang air sejenis keong Gondang. Yang artinya keong besar. Kemungkinan pada masa lalu didaerah ini banyak terdapat keong besar, sehingga masyarakat menyebut tempat ini dengan menyebut nama keong.

3. Nama Gondangdia berasal dari nama seorang kakek yang terkenal dan disegani oleh masyarakat sekitar kampung. Kakek ini mempunyai nama kondang dan sering juga dipanggil Kyai kondang Karena terkenal dikalangan masyarakat kampung, nama kakek kondang sering disebut – sebut dan masyarakat sering mengaitkan nama tempat itu dengan nama kakek, maka disebut dengan gondangdia (kakek dia yang tersohor).

Pesawat Penumpang Terbesar Dunia Sukses di Debut Awal

Kamis, 28 April 2005 08:28
Kapanlagi.com - Pesawat penumpang terbesar sepanjang sejarah, Airbus A380, melakukan penerbangan uji coba pertamanya. Ribuan penggemar pesawat yang menjadi saksi ketika pesawat super jumbo itu tinggal landas untuk pertamakalinya bersorak dan bertepuk tangan.

Penerbangan berlangsung selama dua hingga empat jam, dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan kinerja pesawat. Pesawat itu tinggal landas dari tempat pembuatannya di Tolouse dengan enam awak pesawatnya dan sekitar 20 ton peralatan penguji.

Airbus yang merupakan perusahaan pembuat pesawat milik sebuah perusahaan Eropa EADS dan perusahaan Inggris BAE Systems, melihat A380 sebagai masa depan penerbangan. Pesaing utama Airbus, Boeing, sementara itu lebih mengkonsentrasikan diri pada pembuatan pesawat ukuran menengah jarak dekat dan pesawat andalannya, jet 747.

A380 yang dirancang untuk mengangkut penumpang sebanyak 840 orang dari satu bandara utama ke bandara utama lain, lepas landas dari tempat pembuatannya di Prancis Selatan pukul 08.30 GMT. Awak pesawat menerbangkannya di atas Teluk Biscane sebelum kembali ke pangkalan.

Kebanyakan uji coba akan dilakukan di ketinggian 10 ribu kaki dan dalam radius 100 mil dari Toulouse, demikian kata Peter Chandler, wakil proyek percobaan untuk A380. Lebih lima pupuh ribu orang menyaksikan lepas landas pertamanya.

Ia menambahkan kalau pesawat terbang dengan tanpa melipat roda pesawat untuk berjaga-jaga dan bahwa semua sistem hidrolik dan elektronik pesawat ini telah diuji coba sebelum melakukan penerbangan. Selama penerbangan data perbangan terus dipantau oleh sekelompok pakar lewat satelit, demikian penjelasan pihak Airbus.

Pilot ujicoba Airbus Jacques Rosay mengatakan, ''Kami yakin sepenuhnya dengan apa yang telah kami lakukan hari ini. Namun kami masih memerlukan beberapa kepastian. Kami harus berhati-hati selama penerbangan ujicoba, karena ketika menguji sesuatu yang baru, bisa saja terjadi sesuatu.''

Awak pesawat dilengkapi dengan parasit. Untuk keperluan darurat sebuah jalur penuntun ke pintu darurat dipasang. Lebih dari 50 ribu orang diperkirakan hadir menyaksikan tinggal landas pesawat itu, banyak diantara mereka duduk di rerumputan di dekat landas pacu.

Lepas landas itu juga disiarkan secara langsung di televisi dan ribuan lainnya menonton di layar raksasa di lapangan kota Toulouse. Uji coba penerbangan akan berlangsung sedikitnya satu tahun dan program pensertifikatan akan dilakukan sebelum A380 boleh dilepas ke pasar.

Setelah penerbangan perdana ini, para pilot ujicoba akan melakukan uji coba lebih lanjut yang lebih keras, dengan menguji puncak kecepatannya, ketinggiannya maupun daya tahan atas temperatur di sekitarnya, demikian kata para pakar. Proyek itu dipuji oleh berbagai kalangan termasuk Presiden Prancis, Jacques Chirac, sebagai cerita sukses Eropa. Namun demikian bukan berarti tanpa masalah.

Pada bulan Desember 2004. pemegang saham utama Airbus, EADS, yang memiliki 80% saham, mengungkapkan proyek itu mengalami over bujet hingga US$1 milyar. Biaya proyek keseluruhan menjadi US$8.4 milyar. (bbc/tut)

Pesawat Penumpang Terbesar Dunia Sukses di Debut Awal

Kamis, 28 April 2005 08:28
Kapanlagi.com - Pesawat penumpang terbesar sepanjang sejarah, Airbus A380, melakukan penerbangan uji coba pertamanya. Ribuan penggemar pesawat yang menjadi saksi ketika pesawat super jumbo itu tinggal landas untuk pertamakalinya bersorak dan bertepuk tangan.

Penerbangan berlangsung selama dua hingga empat jam, dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan kinerja pesawat. Pesawat itu tinggal landas dari tempat pembuatannya di Tolouse dengan enam awak pesawatnya dan sekitar 20 ton peralatan penguji.

Airbus yang merupakan perusahaan pembuat pesawat milik sebuah perusahaan Eropa EADS dan perusahaan Inggris BAE Systems, melihat A380 sebagai masa depan penerbangan. Pesaing utama Airbus, Boeing, sementara itu lebih mengkonsentrasikan diri pada pembuatan pesawat ukuran menengah jarak dekat dan pesawat andalannya, jet 747.

A380 yang dirancang untuk mengangkut penumpang sebanyak 840 orang dari satu bandara utama ke bandara utama lain, lepas landas dari tempat pembuatannya di Prancis Selatan pukul 08.30 GMT. Awak pesawat menerbangkannya di atas Teluk Biscane sebelum kembali ke pangkalan.

Kebanyakan uji coba akan dilakukan di ketinggian 10 ribu kaki dan dalam radius 100 mil dari Toulouse, demikian kata Peter Chandler, wakil proyek percobaan untuk A380. Lebih lima pupuh ribu orang menyaksikan lepas landas pertamanya.

Ia menambahkan kalau pesawat terbang dengan tanpa melipat roda pesawat untuk berjaga-jaga dan bahwa semua sistem hidrolik dan elektronik pesawat ini telah diuji coba sebelum melakukan penerbangan. Selama penerbangan data perbangan terus dipantau oleh sekelompok pakar lewat satelit, demikian penjelasan pihak Airbus.

Pilot ujicoba Airbus Jacques Rosay mengatakan, ''Kami yakin sepenuhnya dengan apa yang telah kami lakukan hari ini. Namun kami masih memerlukan beberapa kepastian. Kami harus berhati-hati selama penerbangan ujicoba, karena ketika menguji sesuatu yang baru, bisa saja terjadi sesuatu.''

Awak pesawat dilengkapi dengan parasit. Untuk keperluan darurat sebuah jalur penuntun ke pintu darurat dipasang. Lebih dari 50 ribu orang diperkirakan hadir menyaksikan tinggal landas pesawat itu, banyak diantara mereka duduk di rerumputan di dekat landas pacu.

Lepas landas itu juga disiarkan secara langsung di televisi dan ribuan lainnya menonton di layar raksasa di lapangan kota Toulouse. Uji coba penerbangan akan berlangsung sedikitnya satu tahun dan program pensertifikatan akan dilakukan sebelum A380 boleh dilepas ke pasar.

Setelah penerbangan perdana ini, para pilot ujicoba akan melakukan uji coba lebih lanjut yang lebih keras, dengan menguji puncak kecepatannya, ketinggiannya maupun daya tahan atas temperatur di sekitarnya, demikian kata para pakar. Proyek itu dipuji oleh berbagai kalangan termasuk Presiden Prancis, Jacques Chirac, sebagai cerita sukses Eropa. Namun demikian bukan berarti tanpa masalah.

Pada bulan Desember 2004. pemegang saham utama Airbus, EADS, yang memiliki 80% saham, mengungkapkan proyek itu mengalami over bujet hingga US$1 milyar. Biaya proyek keseluruhan menjadi US$8.4 milyar. (bbc/tut)

Kenangan Pesawat penumpang tercepat dunia (CONCORDE)
AĆ©rospatiale-BAC Concorde adalah sebuah pesawat supersonik satu di antara dua pesawat penumpang supersonik yang pernah melayani secara komersial. Concorde memiliki kecepatan jelajah 2,04 Mach (2 kali kecepatan suara) dan ketinggian terbang 60.000 kaki (17.700 meter) dengan konfigurasi sayap delta dan evolusi mesin yang dilengkapi dengan afterburner awalnya dikembangkan untuk pengebom strategis Avro Vulcan. Dia merupakan pesawat masyarakat pertama yang dilengkapi dengan sistem kontrol terbang-dengan-kabel. Penerbangan komersial, dioperasikan oleh British Airways dan Air France, dimulai pada 21 Januari 1976 dan berakhir pada 24 Oktober 2003, dengan penerbangan terakhir pada 26 November tahun itu.

Panjang 203.75 ft (62.10 m)
Lebar sayap 83.83 ft (25.56 m)
tinggi 37.42 ft (11.40 m)
Bidang Sayap 3,856 ft2 (358.22 m2)
Berat Kosong 173,500 lb (78,700 kg)
Jumlah krew 2 pilot, 1 teknisi, 6 awak pesawat
Jumlah penumpang : rata-rata=100-128, maksimum=144
Kapasitas bahan bakar: 210,940 lb (95,680 kg)
Ongkos tiket: New York-Paris: $US 8,720 (g sanggup buat liat ongkos rupiahnya)
Lama perjalanan: New York-Paris: 3 jam 35 menit








ini sketsanya gan


Spoiler for bagian depan:

cirikhas yang dimiliki concorde dengan bagian depannya seperti jarum


Spoiler for buntut:

ini bagian buntutnya gan


Spoiler for mesin:


mesin utama concorde
Spoiler for mesin2:


Spoiler for mesin3:




Spoiler for dari bawah:


Spoiler for cockpit:
cockpitnya gan
Spoiler for engineer panel:

Spoiler for cockpit seat:

Spoiler for suasana cockpit:



Spoiler for cabin:


Spoiler for lagi:


Spoiler for lagi:


penunjuk ketinggian terbang,keadaan udara didepan cabin
Spoiler for toilet:


ini toiletnya gan



kecelakaan-kecelakaan pesawat supersonik ini gan (25 juli 2000,memakan korban 109 penumpang dan awak kapal)
Spoiler for 1:




Spoiler for 2:




Spoiler for 3:




Spoiler for 4:





dan kini pesawat penumpang supersonik telah dimuseumkan
Spoiler for museum:


Spoiler for 1:
perjalanan terakhir menuju museum


[/spoiler]

**update
Spoiler for seat: